Pada Jumat (26/3/2021), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan (LPPM Unpar) bersama Pusat Studi Centre for Human Development and Social Justice (CHuDS), salah satu Pusat Studi yang ada di LPPM menggelar Webinar dengan topik “Mengembangkan Program Studi Berbasis Riset dan Inovasi”.
Webinar ini diselenggarakan dengan mengundang narasumber dari luar dan dosen UNPAR yaitu Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi dari ITB yaitu Prof. I Gede Wenten, Ph.D, Ketua Pusat Studi ChuDS yaitu Pius Suratman Kartasasmita, Ph.D, dan Kepala Program Magister Ilmu Sosial Dr. Rulyusa Pratikto.
Politik Teknologi Nasional
Salah satu negara yang dapat dijadikan pelajaran adalah Denmark. Denmark tidak memiliki industri kapal terbang, kapal laut, sepeda motor, apalagi industri semen karena di Denmark tidak ada gunung. Tetapi Denmark selalu menjadi negara termakmur di dunia. Mereka mengembangkan kekuatannya di industri beverage, ikan, daging, dan dairy. Selain Denmark banyak juga negara yang kuat di bidangnya masing-masing seperti Tiongkok, India, Thailand, dan Vietnam. Disinilah IPTEK dan sistem nasional berbudaya ilmiah unggul.
Karakteristik budaya ilmiah unggul terdiri dari kepemimpinan, strategi, sumber daya, rekrutmen dan pengembangan talenta, sharing informasi (berbagi best practice), komunikasi (diskusi terbuka), dan mengukur kualitas dan keunggulan.
Pusat Studi CHuDS
Centre For Human Development and Social Justice (CHUDS) merupakan pusat penelitian interdisipliner di bawah LPPM yang berfokus pada masalah-masalah pembangunan manusia dan keadilan sosial. CHUDS lahir dengan visi menjadi pusat penelitian interdisipliner di bawah LPPM yang berfokus pada masalah-masalah pembangunan manusia dan keadilan sosial khususnya yang berkaitan dengan ‘the voice of the voiceless, the rights of the rightless, dan the power of the powerless’.
Terdapat tujuh misi dari CHUDS. Pertama, filsafat Pancasila dan teologi pembangunan. Kedua, tindak anti-korupsi dan reformasi sektor publik. Ketiga, penanggulangan kemiskinan. Keempat, hubungan industrial dan tanggung jawab sosial perusahaan. Kelima, studi perdamaian dan resolusi konflik. Keenam, studi lingkungan dan manajemen pembangunan. Terakhir, studi perempuan dan ketidakadilan gender.
Beberapa kegiatan awal CHUDS yaitu keterlibatannya di External Monitoring Agency ICWRMIP, Seminar Internasional “Bringing Justice and Peace to Papua”(2013), Framing Public Issues and Legal Drafting (2015), Bringing Corporate Social Responsibility into Effect : Sound Policy, Technology and Virtuous Citizenship dan International Student Conference on Critical Public Issues: International, National, and Local Perspective (2016).
Magister Ilmu Sosial (Studi Pembangunan)
Magister Ilmu Sosial (MIS) didirikan pada tahun 2000 sebagai program magister untuk ketiga program studi sarjana FISIP (konsentrasi Administrasi Bisnis, Administrasi Publik, dan Hubungan Internasional). Mengacu pada kerangka EGoBC (education – government – business – community), profil lulusannya adalah analis dan peneliti sosial, analis dan penyusun kebijakan sosial, penggerak dan pelaku kewirausahaan sosial, dan penggiat sosial.
Pengembangan kedepannya bagi MIS adalah website program studi sebagai wadah informasi, kerjasama dengan program studi berbasiskan teknologi, dan perubahan kurikulum dititikberatkan kepada adanya satu mata kuliah yang bersifat kapita selekta (group meetings) sehingga menjadi wadah bagi seluruh dosen dan seluruh mahasiswa dalam mendiskusikan isu-isu terkini yang dapat diarahkan menjadi topik penelitian. (sumber : publikasi unpar https://unpar.ac.id/mengembangan-program-studi-berbasis-riset-dan-inovasi/)